Translate

Senin, 01 Februari 2016

Khidmatnya Shalat di Tengah Keterbatasan

Assalamu'alaikum..
Apa kabar kawan semua?

     Banyak pengalaman yang saya dapatkan ketika saya KKN-PPL di Thailand. Saya di tempatkan di daerah Laemsak, Provinsi Krabi. Nama sekolah tempat saya mengajar adalah Prateeptham Foundation School. Saya mengajar mata pelajaran bahasa inggris untuk seluruh tingkatan, mulai dari PAUD (Kindergarten), SD (Primary School), SMP dan SMA (Secondary School).
     Sampai saat ini ketika saya sedang menulis artikel ini saya memang sudah sering bepergian ke berbagai tempat oleh guru-guru di sini. Namun, ada satu tempat yang membuat saya benar-benar merasa bersyukur karena saya dilahirkan di Indonesia dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Berbeda dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim, di Thailand mayoritas penduduknya memeluk agama Budha. Sudah dapat dipastikan bahwa banyak tempat ibadah pemeluk agama Budha dibandingkan dengan jumlah masjid atau mushala. Jumlah muslim di Thailand meskipun minoritas tetapi jumlahnya tidaknya sedikit, untuk di Provinsi Krabi saja penduduk yang memeluk agama Islam sekitar 85%. Namun, berbeda halnya ketika sudah berada di Thailand daerah atas/ Thailand Utara yang penduduknya mendominasi dengan agama Budha.
    Pada tanggal 27-29 Januari 2016 saya pergi ke Provinsi Suratthani untuk mendampingi para siswa tingkatan secondary school untuk luksea (pramuka/ scout). Acara tersebut berlangsung di lingkungan tentara Thailand dengan mayoritas tentara memeluk agama Budha. Pada saat upacara pembukaan saja suasana agama Budha sudah terasa. Namun karena para peserta luksea berasal dari sekolah muslim maka acara pembukaan tidak sepenuhnya kental dengan agama Budha.

Suasana shalat para siswa Prateeptham Foundation School
     Hal yang paling berkesan buat saya adalah ketika waktu shalat tiba. Kenapa hal tersebut menjadi berkesan buat saya? Anda pasti bertanya-tanya tentunya. Hal tersebut menjadi sangat berkesan untuk saya karena tidak adanya fasilitas yang disediakan untuk shalat seperti mushala ataupun masjid. sudah dibahas sebelumnya bahwa lingkungan militer ini mayoritas memeluk agama Budha sehingga tidak terdapat fasilitas untuk shalat. Dengan tidak adanya fasilitas shalat yang disediakan oleh pihak pengelola maka kami pun menggunakan berbagai fasilitas yang ada seperti terpal plastik yang disediakan oleh pengelola untuk alas tidur para peserta. Meskipun terbatasnya fasilitas untuk beribadah para umat muslim, namun para peserta masih dapat khidmat dalam menjalankan ibadah shalat.
     Adapun alasan saya menulis pengalaman saya ke dalam sebuah artikel bukanlah untuk riya' ataupun pamer ibadah. tidak ada maksud seperti itu sedikitpun. Alasan  saya menulis pengalaman saya ini adalah agar kita sama-sama berpikir dan berubah kearah yang lebih baik. Kita lahir di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim dengan hampir dari setiap tempat pasti menyediakan fasilitas untuk ibadah umat muslim seperti masjid ataupun mushala, namun terkadang kita masih melalaikan shalat. Sering kali kita menunda-nundanya dan tidak jarang pula kita dengan sengaja meninggalkan shalat begitu saja. Tidakkah seharusnya kita merasa malu melihat saudara-saudara muslim kita di negara yang minoritas penduduknya memeluk muslim namun masih dengan semangat dan berjuang agar dapat menjalankan perintah untuk shalat dengan segala keterbatasannya?.
     Saya selaku penulis mengajak kawan-kawan semua  untuk sama-sama berubah ke arah yang lebih baik lagi, minimal kita sama-sama memeperbaiki shalat kita agar tidak meninggalkan shalat dalam kondisi apapun. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Sekali lagi saya menegaskan bahwa tidak ada unsur riya' ataupun pamer dalam penulisan artikel ini dan tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari pengalaman saya ini.. aamiin..

Wassalamu'alaikum..
Laemsak, 2 Februari 2016

Minggu, 29 November 2015

Cerita Malam

Laemsak, 29 November 2015

Rose
     Tik.. tik.. tik.. begitulah kiranya ketika suara rintik hujan mulai memecah keheningan malam. Tahukah kamu apa yang aku lakukan malam ini sayang? aku hanya terduduk menatap langit seraya berharap suara "Kringgg.." itu datang berasal darimu walau hanya sekali. Wahai mawar sampaikanlah pesan ku untuk mawar yang jauh di sana "Bagaimana kabar mu?", "Sedang apa engkau di sana?", "Sudahkah engkau makan?", "Sudahkah engkau mengingatku disela-sela kesibukan dan rutinitas mu walau hanya sekali saja?", dan masih banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan pada mu.
     Ketika orang bertanya "Do you have girlfriend teacher?" tahu kah kamu apa jawaban ku? "Yes, i have" lalu mereka berkata "Can i see picture your girlfriend?" aku menjawab "yes, you can" kamu tahu foto siapa yang aku tunjukkan? yaitu foto dirimu. Ku persembahkan mawar ini untuk mu mawar. Selamat malam dan selamat beristirahat.
-Reza Mawarni-
    
    

Laila

 
Laemsak, 29 November 2015

Laila

Malam.. itulah arti namamu
Tidak seperti malam kebanyakan
You are the night
The beautiful of night

 Kesunyian malam adalah kesunyianmu
Ketenangan malam adalah ketenanganmu
Kebaikan malam adalah kebaikanmu
Cerahnya malam adalah senyumanmu

Baik akhlakmu baik budimu
Sabarnya dirimu dalam marahmu
Maha Besar Engkau ya Allah
Tiada kecacatan atas ciptaan-Mu